Sebuah portal daring atau online dengan akses ke ribuan karya seni, foto, dan memorabilia terkait Picasso kini tersedia secara online milik Museum Picasso di Paris.

Arsip-arsip langka sang seniman dirilis menjelang pembukaan pusat studi khusus yang dijadwalkan akan dibuka di dekat museum tersebut akhir tahun ini, Radio France Internationale melaporkan pada hari Minggu. Pusat studi ini ditujukan untuk para peneliti dan seniman yang tinggal di sana.

Menurut laporan artnews.com, portal digital ini, bagaimanapun, membuat koleksi karya seni, esai, konferensi, podcast, dan wawancara Picasso yang sangat banyak di museum dapat diakses. Sebanyak 19.000 foto, yang belum pernah dilihat oleh publik, disertakan.

Tambahan 200.000 teks dari lokakarya Picasso juga dijadwalkan untuk didigitalkan dan ditambahkan ke portal di tahun-tahun mendatang.

Pelukis dan pematung asal Spanyol ini merupakan salah satu seniman paling berpengaruh pada abad ke-20, terutama sebagai salah satu pendiri gerakan Kubisme dalam seni rupa. Kubisme merupakan sebuah gerakan seni avant-garde abad ke-20 yang dirintis oleh Pablo Picasso dan Georges Braque. Gerakan seni ini membuat revolusi dalam lukisan dan pahatan Eropa, dan menginspirasi gerakan sejenis dalam musik dan sastra.

Lahir pada tahun 1881, ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Prancis; ia meninggal pada tahun 1973. Pada tahun 1992, arsip keluarganya dipercayakan kepada negara Prancis, yang hingga kini masih mengawasinya. Tahun lalu, untuk memperingati 50 tahun kematian sang pelukis, ada sejumlah pameran yang menyoroti warisannya yang abadi.

Salah satu lukisan Picasso yang kondang adalah self portrait yang dilukisnya pada 1901.  Seperti El Greco dan Vincent Van Gogh sebelumnya, Pablo Picasso juga senang melukis dirinya sendiri dan telah menghasilkan banyak potret diri selama hidupnya yang panjang dan produktif. Namun, salah satu potret dirinya yang terbaik dan paling terkenal dibuat pada awal karirnya.

Lukisan tahun 1901 dari Pablo Picasso yang berusia 20 tahun ini sering dianggap sebagai awal dari periode birunya. Kita melihat bahwa sang seniman terlihat jauh lebih tua, tidak ceria dan cekung, tersiksa oleh musim dingin di Paris. Perasaan sedih dan kesendirian terpancar dari kanvas yang ditimbulkan oleh warna biru dingin pada latar belakang dan warna ungu tua pada mantelnya. ***

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.