x

Iklan

thoriq taqiyuddin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Juni 2024

Selasa, 25 Juni 2024 11:17 WIB

Peran UMKM dalam Mengatasi Permasalahan Pengangguran di Indonesia

Jumlah pengusaha yang masih rendah di Indonesia merupakan salah satu faktor utama tingginya tingkat pengangguran.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sering dengar nggak, sih, kalau ekonomi Indonesia itu cuma 20%-nya doang yang digerakin sama APBN? Lalu kemanakah sisanya? Secara ringkas bisa disimpulkan kalau pemerintah cuma jadi pembuat aturan main alias regulator, bukan pemain utamanya. Jadi, sekitar 80% dari bisnis yang ada di Indonesia itu dijalankan oleh sektor swasta. Nah, di negara-negara maju, jumlah pengusahanya biasanya sekitar 12%-14% dari total penduduk. Kebayang nggak kalau Indonesia punya pengusaha sebanyak itu? Yuk, kita ngobrolin lebih lanjut!

Jadi gini, sekarang jumlah pengusaha di Indonesia baru sekitar 4% dari total penduduk. Coba bayangin kalau kita punya 10% pengusaha dari total penduduk Indonesia yang sekitar 280 juta orang. Itu berarti bakal ada sekitar 28 juta pengusaha. Kalau setiap pengusaha ini mempekerjakan dua orang aja, maka bakal ada 84 juta orang yang dapet kerjaan.

Selain itu, kita juga harus hitung mereka yang kerja di pemerintahan atau BUMN. Anggaplah jumlah mereka sekitar 20% dari total penduduk, yaitu sekitar 56 juta orang. Kalau dijumlahin semua, kita bakal punya sekitar 140 juta orang yang kerja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang, jumlah angkatan kerja di Indonesia saat ini sekitar 147 juta orang. Artinya, kalau Indonesia punya 10% pengusaha dari total penduduknya, yang nganggur cuma sekitar 7 juta orang. Kalau proporsi pengusaha naik jadi 12%, total angkatan kerja yang terserap bisa sekitar 150 juta orang. Artinya, lapangan kerja lebih banyak daripada jumlah angkatan kerja.

Nah, dari analisa tadi, kelihatan kan kalau salah satu kunci buat ngurangin pengangguran di Indonesia adalah dengan nambah jumlah pengusaha. Tapi, kenapa banyak orang yang masih cemas atau ragu buat mulai bisnis? Padahal, regulasi pemerintah sejak 30-40 tahun yang lalu udah mendukung UMKM. Ditambah lagi, sekarang ada banyak kemudahan berusaha di era digital.

Ada beberapa alasan kenapa banyak orang masih ragu buat jadi pengusaha. Salah satu alasannya adalah kurangnya modal. Banyak calon pengusaha yang merasa susah banget buat dapetin modal awal. Meskipun ada banyak program bantuan dan pinjaman untuk UMKM, akses dan informasi tentang ini sering kali nggak merata. Selain itu, rasa takut gagal sering jadi penghalang utama. Budaya di banyak negara maju cenderung lebih menerima kegagalan sebagai bagian dari proses belajar, sementara di Indonesia, kegagalan masih sering dilihat sebagai sesuatu yang memalukan.

Kurangnya pengetahuan dan keterampilan juga jadi salah satu alasan kenapa banyak orang nggak berani jadi pengusaha. Banyak yang merasa tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan yang cukup untuk memulai dan menjalankan bisnis. Ini bisa diatasi dengan pelatihan dan pendidikan kewirausahaan yang lebih intensif. Dukungan sosial juga penting bagi calon pengusaha. Sayangnya, masih banyak yang memandang menjadi pegawai lebih aman dan terhormat dibandingkan menjadi pengusaha.

Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Pemerintah dan sektor keuangan perlu memperluas akses modal bagi UMKM. Program pinjaman dengan bunga rendah, modal ventura, dan dana hibah bisa menjadi solusi. Institusi pendidikan juga harus lebih banyak menawarkan program kewirausahaan. Pelatihan keterampilan bisnis juga harus lebih mudah diakses oleh masyarakat umum. Perlu ada perubahan budaya yang lebih menerima risiko dan kegagalan sebagai bagian dari proses menuju kesuksesan. Media dan tokoh masyarakat bisa berperan dalam mengubah mindset ini.

Membentuk komunitas pengusaha yang saling mendukung dan berbagi pengalaman juga bisa sangat membantu. Mentorship dari pengusaha yang sudah sukses juga bisa memberikan inspirasi dan bimbingan. Era digital memberikan banyak kemudahan bagi pengusaha. Pemerintah dan sektor swasta harus terus mendorong penggunaan teknologi untuk memperluas pasar dan meningkatkan efisiensi.

UMKM memainkan peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Menurut data, UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja nasional. Ini menunjukkan betapa besar peran UMKM dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan semakin banyaknya UMKM, tidak hanya akan mengurangi tingkat pengangguran, tetapi juga akan mendorong inovasi dan persaingan yang sehat dalam dunia usaha. Ini pada akhirnya akan meningkatkan kualitas produk dan layanan yang ada di pasar, memberikan keuntungan lebih bagi konsumen.

Di era digital, UMKM memiliki peluang besar untuk berkembang. Platform e-commerce, media sosial, dan teknologi finansial memberikan berbagai kemudahan bagi pengusaha untuk memulai dan mengembangkan bisnisnya. Namun, ini juga membawa tantangan tersendiri, seperti persaingan yang lebih ketat dan kebutuhan untuk terus berinovasi. Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk memberikan edukasi dan dukungan bagi UMKM agar dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Program pelatihan digital, akses ke platform e-commerce, dan dukungan dalam pemasaran digital adalah beberapa langkah yang bisa diambil.

Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mendukung UMKM. Berbagai regulasi dan kebijakan telah dibuat untuk memudahkan proses perizinan, memberikan insentif pajak, serta menyediakan program pembiayaan bagi UMKM. Namun, masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan ini benar-benar efektif di lapangan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah penyederhanaan birokrasi. Proses perizinan yang rumit dan birokrasi yang berbelit-belit sering kali menjadi hambatan bagi pengusaha. Pemerintah harus terus berupaya untuk menyederhanakan proses ini dan memberikan pelayanan yang lebih cepat dan efisien.

Jumlah pengusaha yang masih rendah di Indonesia merupakan salah satu faktor utama tingginya tingkat pengangguran. Dengan meningkatkan jumlah pengusaha, kita tidak hanya akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Untuk mencapai ini, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk mendorong lebih banyak orang untuk berani menjadi pengusaha. Dengan akses modal yang lebih mudah, pendidikan dan pelatihan yang memadai, serta perubahan budaya yang lebih mendukung kewirausahaan, Indonesia bisa memiliki lebih banyak pengusaha yang sukses dan berdampak positif bagi perekonomian nasional.

Ikuti tulisan menarik thoriq taqiyuddin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu