x

Lukisan Pablo Picasso di bilik kamar mandi wanita

Iklan

Slamet Samsoerizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

2 hari lalu

Lukisan Pablo Picasso Terpaksa Bisa Nampang di Dinding Bilik Kamar Mandi Wanita Mona

Lukisan Pablo Picasso Terpaksa Bisa Nampang di Dinding Bilik Kamar Mandi Wanita Mona Beberapa Lukisan pelukis legendaris Pablo Picasso terpaksa hanya bisa nampang di dinding bilik kamar mandi wanita di Museum of Old and New Art (Mona) di Tasmania Australia. Kok bisa? Begini ceritanya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lukisan-lukisan Picasso awalnya ditampilkan dalam instalasi "Ladies Lounge" karya seniman Amerika Kirsha Kaechele. Tempat ini menawarkan peristirahatan mewah hanya untuk tamu wanita. Lalu ada layanan khusus sampanye yang disajikan oleh kepala pelayan pria. Selain itu di ruang tunggu tersebut juga menampilkan beberapa karya paling terkenal di museum tersebut, yakni lukisan karya Picasso dan seniman lain seperti Sidney Nolan. Instalasi ini dibuka pada tahun 2020.

Pada bulan April 2023, Jason Lau, seorang pria dari New South Wales, ditolak masuk ke ruang tunggu. Ia lantas mengajukan keluhan ke pengadilan sipil dan administratif Tasmania, mendaku bahwa museum tersebut melanggar undang-undang antidiskriminasi Tasmania.

Buktinya, ruang tersebut  tidak menyediakan penyediaan barang dan jasa yang adil sesuai dengan hukum bagi mereka yang membayar tiket museum. Bahkan ketiadaan dalam  mengidentifikasi pengunjung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Instalasi tersebut ditutup tak lama setelah itu dan pada bulan April. Seorang hakim memutuskan bahwa instalasi tersebut diskriminatif. Museum diberi waktu 28 hari untuk berhenti menolak masuk. Akan tetapi, mereka malah menemukan celah dengan melapisi dinding bilik kamar mandi khusus wanita dengan karya seni Picasso. Sebelumnya, menurut sang seniman, museum ini hanya memiliki kamar mandi untuk pria dan wanita.

"Kami tidak pernah memiliki toilet wanita di Mona sebelumnya, semuanya uniseks," tulis Kaechele di Instagram. "Tapi kemudian Ladies Lounge harus ditutup karena gugatan yang diajukan oleh seorang pria dan saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dengan semua lukisan Picasso itu."

"Ladies Lounge" merujuk pada momen dalam sejarah Australia sebelum wanita memenangkan hak untuk minum di pub-pub di negara ini pada tahun 1965. Hingga saat itu, wanita hanya ditempatkan di ruang samping. Mereka dikenai biaya yang sangat tinggi, atau dilarang sama sekali dari tempat semacam ini.

Kaechele saat ini sedang berusaha agar "Ladies Lounge" dibuka kembali melalui pasal 26 Undang-Undang Anti-Diskriminasi negara bagian, yang mendefinisikan situasi bahwa seseorang dapat melakukan diskriminasi. ***

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler