x

uang koin

Iklan

Ni Putu Nadia Parwati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 hari lalu

2 hari lalu

Lima Kelemahan Utama Praktik Fair Trade di Indonesia

Fair Trade merupakan sebuah bentuk perdagangan yang mengutamakan dialog, transparansi, dan saling menghormati untuk mencapai kesetaraan dalam perdagangan internasional.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sistem perdagangan berkelanjutan yang (fair trade) bertujuan membantu para produsen seperti perajin, nelayan, petani, dan produsen lainnya, yang terpinggirkan. Caranya adalah dengan sistem pembayaran yang adil, kondisi kerja yang layak, bantuan teknis (seperti desain dan pembukuan), program sosial, kesetaraan, transparansi, kepercayaan, dan perlindungan lingkungan (Pramono, 2015). Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mempertahankan tradisi dan prinsip lokal sambil menciptakan pasar baru dan ekonomi yang berkelanjutan di negara-negara berkembang.

Namun nyatanya, subsidi besar-besaran yang diberikan kepada petani dan produsen lainnya di banyak negara berdampak pada harga pasar yang rendah. Ini berakibat memaksa produsen menjual produk mereka dengan harga yang lebih rendah.  Hal ini biasanya menunjukkan bahwa para produsen tidak menerima cukup uang untuk menutupi biaya produksinya, dan mereka juga tidak memiliki kemampuan untuk meminta harga yang lebih tinggi.

Selain itu, kondisi kerja yang tidak aman, anak-anak yang dipaksa bekerja untuk menghasilkan uang keluarga, dan perlakuan yang tidak layak terhadap wanita adalah semua situasi yang tidak pantas (Pramono, 2015). Para produsen tidak memiliki banyak pilihan yang akhirnya menyebabkan para produsen, keluarga mereka, dan komunitas sekitarnya akan terus mengalami kekurangan, dan menjadi bukti buruk dari perdagangan global.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perdagangan global telah dikritik karena keterbatasan aksesnya, terutama bagi aktor-aktor di negara berkembang. Perdagangan tersebut dinilai terlalu tertumpu pada peningkatan pendapatan, yang menyebabkan masalah seperti eksploitasi buruh dan lingkungan muncul. Sebaliknya, gerakan Fair Trade percaya bahwa aktivitas perdagangan sesungguhnya dapat mendukung pemberdayaan buruh, pemerataan akses, dan perlindungan lingkungan. Meskipun Fair Trade dipercaya sebagai skema perdagangan yang dapat mendukung dan mendorong pemulihan perekonomian global, realitasnya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan yang menerapkan praktik Fair Trade tersebut (Dewi & Suwecawangsa, 2022). Dari pernyataan tersebut, muncul pertanyaan penting mengenai apakah perdagangan sudah dilakukan secara adil dan bermanfaat bagi produsen kecil sesuai janji dari gerakan Fair Trade?

Hal tersebut diungkapkan dalam diskusi World Fair Trade Day 2017 di Fisipol UGM pada Jumat, 19 Mei (Administrator, 2017). Sejumlah pembicara menghadiri diskusi tersebut, termasuk Agung Alits, yang merupakan Sekjen Forum Fair Trade Indonesia 2005-2015, Dr. Rimawan Pradiptyo, yang merupakan Kepala Tim Ekonomi Komisi Pengawasan Persaingan Usaha RI, dan Dra. Siti Daulah Khoirati, MA, yang merupakan Dosen Hubungan Internasional di Fisipol UGM (Administrator, 2017). Dalam membuka diskusi tersebut, Wawan Mas’udi jika free trade hanya bertujuan untuk menghasilkan keuntungan, maka Fair Trade adalah pilihannya. Wawan Mas’udi berpikir bahwa forum seperti ini sangat menarik dalam mendengarkan pendapat para pelaku usaha dan untuk mengetahui apa Fair Trade sebenarnya. Maka dari itu, diskusi ini diadakan untuk membahas dan melawan hegemoni dari struktur ekonomi global yang tidak adil.

5 Kelemahan Utama Praktik Fair Trade di Indonesia

  1. Minimnya Pendidikan dan Keterlibatan Petani

Kurangnya pendidikan membuat petani di Indonesia cenderung takut untuk berpartisipasi dalam gerakan perdagangan yang adil karena mereka khawatir bahwa gerakan ini akan mirip dengan perusahaan lain yang hanya akan mementingkan keuntungan utama perusahaan tanpa mempertimbangkan kesejahteraan petani.

  1. Terbatasnya Sistem Lembaga yang Bersangkutan

Kurangnya sistem kelembagaan yang berfungsi dengan baik untuk menerapkan Fair Trade dapat menghalangi kemajuan gerakan ini. Keberadaan sistem yang lebih baik diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi petani Indonesia dalam gerakan Fair Trade.

  1. Kurangnya Kesadaran Pemerintah

Terdapat beberapa perusahaan yang telah mengadopsi prinsip-prinsip Fair Trade, tetapi tidak secara formal memakai label atau berpartisipasi dalam kegiatan Fair Trade. Hal tersebut menyebabkan partisipasi Fair Trade di Indonesia cenderung rendah.

  1. Promosi dan Birokrasi yang Relatif Rendah

Beragam macam upaya promosi seperti penyebaran iklan, presentasi, maupun brosur harus ditingkatkan dengan berbagai program yang melibatkan semua jajaran birokrasi pemerintahan Indonesia. Karena pada dasarnya dalam menjalankan Fair Trade yang baik harus dimulai dari kesadaran tiap individu di dalam birokrasi pemerintah.

  1. Sedikitnya Kesadaran Masyarakat Luas

Nyatanya, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap Fair Trade masih kurang. Hal tersebut mendorong penanaman nilai-nilai dari gerakan Fair Trade ke dalam komunitas terkecil masyarakat, yaitu keluarga. Keluarga menjadi tempat terpenting dan fondasi dalam membentuk pandangan Fair Trade yang baik serta efektif di dalam masyarakat Indonesia. Lima kelemahan utama ini menunjukkan bagaimana gerakan Fair Trade di Indonesia dapat dihambat oleh banyak faktor yang saling terlibat. Untuk mengatasi hal ini, para pelaku Fair Trade umumnya dapat menggunakan dua strategi. Pertama, menyingkatkan jalur distribusi seperti pada para pengrajin yang menghindari menggunakan distributor untuk menjual barang mereka secara langsung kepada pelanggan. Dengan penyingkatan tersebut, harga produk tidak akan terlalu mahal bagi para potensi konsumen. Kedua, para pelaku bisnis yang mengadvokasi serta mengampanyekan Fair Trade kepada calon konsumen mengenai nilai-nilai tersebut. Konsumen yang sadar akan pentingnya perdagangan yang jujur dan etis tidak akan ragu untuk membeli barang yang sedikit mahal untuk tujuan yang ramah lingkungan.

 

Daftar Pustaka

Administrator. (2017, May 20). Fair Trade Mewujudkan Perdagangan Berkeadilan - Universitas Gadjah Mada. Universitas Gadjah Mada.

Dewi, P. R. K., & Suwecawangsa, A. P. (2022). Implementasi Fair Trade dalam Perdagangan Komoditas Kacang Mete dari Bali Timur. Universitas Udayana. JURNAL KAJIAN BALI, Volume 12, Nomor 01.

Pramono, S. (2015). FAIR TRADE: Perdebatan teoritik, praktik dan transformasi. Wahid Hasyim University Press. Fakultas Ilmu Sospol.

Ikuti tulisan menarik Ni Putu Nadia Parwati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu