x

Iklan

Muhammad Akbar

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Juni 2024

3 hari lalu

Partisipasi Wanita Oetomo pada Masa Pergerakan Nasional

Wanita Oetomo hadir sebagai wadah bagi kaum perempuan untuk bisa menyuarakan pendapat pada masa pergerakan nasional. Mereka menuarakan permasalahan emansipasi wanita dan mewadahi aspirasi yang ingin melawan penindasan terhadap kaum perempuan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pergerakan nasional merupakan periode dalam sejarah Indonesia yang diawali dengan berdirinya berbagai organisasi-organisasi pergerakan, organisasi pergerakan merupakan salah satu proses perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan Belanda, dengan dibentuknya organisasi-organisasi tersebut membuat timbulnya rasa nasionalisme masyarakat Indonesia serta bertambahnya kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya dunia perpolitikan.

Organisasi pergerakan nasional dibentuk atas kesadaran rakyat terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang dialami pada masa itu, Belanda telah menguasai sumber daya alam dan tenaga kerja Indonesia yang membuat rakyat mengalami kemiskinan, kelaparan, penyakit, dan ketidakadilan, kesadaran rakyat akan persamaan nasib dan penderitaan membuat rakyat bangkit dan bersatu berjuang demi kemerdekaan dan kesejahteraan Indonesia. Masyarakat Indonesia telah melakukan penggerakan identitas nasional sejak tahun 1908 sampai 1942, yang dibagi dari tiga tahap yakni, masa pembentukan, masa radikal, dan masa moderat.

Masa pembentukan, pada masa ini masih belum adanya pergerakan kemerdekaan akan tetapi para pejuang mempunyai gagasan untuk berubah dan maju serta mulai terbentuknya organisasi organisasi nasionalis. Masa radikal, masa dimana partai-partai telah dibentuk dan menghimpun masyarakat untuk mengadakan pergerakan melawan penjajah. Masa moderat, semakin meluasnya informasi dan pengetahuan membuat banyaknya partai dan organisasi yang dibentuk serta terjadinya pergerakan dalam berbagai kalangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seiring berjalannya waktu pergerakan nasional telah menyebar luas, pergerakan pun mulai muncul dari berbagai kalangan, tak memandang kulit maupun gender, baik dari organisasi nasionalis, komunis, islam, pelajar hingga perempuan. Semangat perempuan Indonesia dalam mewujudkan cita-cita perjuangan yang sama telah dibuktikan dengan banyak berdirinya organisasi pergerakan khusus perempuan, perempuan turut membuat pergerakan, pergerakan perempuan menuntut untuk ikut partisipasi politik membentuk kesadaran nasionalisme.

Peran para kaum perempuan yang tak tergantikan ketika masa pergerakan telah dibuktikan dari munculnya beberapa organisasi kaum perempuan pada masa itu. Salah satu organisasi kaum perempuan yang turut andil pada masa Pergerakan Nasional adalah Wanita Oetomo, yang didirikan oleh seorang istri dari anggota Budi Oetomo yakni Raden Ayu Aisah Bintang. Ia merupakan istri dari Raden Mas Abdulkadir Tjokroadisoerjo salah satu anggota Budi Oetomo berkeinginan untuk bisa bertukar pendapat dengan istri-istri anggota Budi Oetomo setelah Raden Ayu Aisah Bintang melihat suaminya berkumpul dengan anggota Budi Oetomo lainnya dan saling bertukar pendapat satu sama lain (Abadi, 2022). Abdulkadir selaku suami menjadi tidak tega karena melihat istrinya yang sering curi-curi pandang dan akhirnya mengizinkan Aisah untuk bisa ikut serta ke dalam rapat anggota Budi Oetomo tersebut (Abdulkadir, 2003 : 119).

Setelah Ia bisa ikut mengobrol dengan para anggota Budi Oetomo dalam rapat tersebut lama kelamaan Aisah mulai merasa bahwa dirinya tidak bisa saling bertukar pendapat dengan anggota rapat lainnya, sehingga perasaan tersebut menjadi suatu ganjalan dalam hati Aisah (Ardanareswari, 2022). Ia pun mengusulkan jika dalam rapat-rapat berikutnya para anggota Budi Oetomo harus membawa istri mereka agar Aisah bisa memiliki teman untuk bertukar pendapat. Usulan tersebut pun langsung diajukan ke pihak pengurus Budi Oetomo cabang Yogyakarta dan setelah usulan dari Aisah ini diterima juga oleh para istri anggota Budi Oetomo selanjutnya ketika rapat diadakan pada tanggal 24 April 1921 disitulah organisasi Wanita Oetomo berdiri dan melaksanakan rapat pertama mereka.

Dalam kurun waktu yang cukup sebentar organisasi ini bisa menyebarkan pengaruhnya ke seluruh pulau Jawa, bahkan berkat dari berita dalam surat kabar organisasi ini bisa dikenal sampai ke daerah Palembang. Organisasi ini pun terus berkembang bahkan sampai bisa memiliki cabang di beberapa daerah pulau Jawa. Organisasi ini juga tidak memandang status sosial untuk persyaratan menjadi anggota nya , akan tetapi para anggota bangsawan tetap dijadikan seorang anggota kehormatan karena dianggap bisa melindungi organisasi dari pihak Belanda yang selalu mengawasi rapat dari Budi Oetomo.

Wanita Oetomo memberikan kontribusi pada masa Pergerakan Nasional ketika organisasi ini menjadi penyelenggara Kongres Perempuan I yang diadakan pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Dan dari hasil rapat tersebut disepakati beberapa keputusan antara lain 1). Mendirikan badan pemufakatan dengan nama Perserikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI), 2). Mendirikan studiefonds/dana pelajar bagi anak-anak perempuan yang tidak mampu membayar biaya sekolah, 3). Mencegah pernikahan di bawah umur.

Selain menyelenggarakan Kongres Perempuan I, ada kontribusi lain yang telah dilakukan oleh organisasi ini sebagai salah satu organisasi yang aktif pada masa Pergerakan Nasional. Wanita Oetomo juga turut serta berpartisipasi untuk mendukung gagasan-gagasan Nasionalisme dan ingin menghapuskan penjajahan. Organisasi ini ingin mewujudkan masyarakat yang memiliki kesadaran Nasionalisme, dengan cara melakukan diskusi bersama dengan suami-suami mereka juga dengan antar anggota mereka sendiri (Abadi, 2022).

Seiring perkembangan nya, organisasi ini berubah menjadi organisasi yang lebih terbuka dan menerima anggota dari masyarakat umum tanpa batasan pendidikan dan usia. Mereka memberikan hak suara bagi perempuan manapun agar bisa mengemukakan pendapat terutama terkait bidang emansipasi wanita. Organisasi ini menjadi wadah bagi kaum perempuan untuk bisa saling bertukar pendapat, menanam dan menumbuhkan rasa Nasionalisme serta menjadi organisasi kaum perempuan yang melawan penindasan.

Tetapi mengutip dari jurnal yang diterbitkan tahun 1930 oleh Istri Sedar, mereka memberi kritik keras dengan menganggap bahwa organisasi ini tidak membawa perubahan terhadap kaum perempuan dan tidak membawa kaum perempuan ke arah kemerdekaan serta kesentosaan perempuan. Namun begitu Wanita Oetomo tetap mengajak kaum perempuan untuk bisa menjadi pendamping yang baik, pendidik bagi anak-anak, serta bisa menjadi kepala rumah tangga yang bisa mengatur rumah dan keuangan.

Organisasi ini bubar ketika Jepang menduduki Indonesia dan memaksa Wanita Oetomo untuk menjadi bagian dari Fujinkai yakni organisasi kaum perempuan Jepang yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.

Masa Pergerakan Nasional yang dimulai pada awal abad ke-20 telah menciptakan banyak sekali organisasi di berbagai macam golongan masyarakat tanpa memandang ras, status dan gender. Dari banyak nya organisasi yang rata-rata diisi oleh kaum laki-laki membuat kaum perempuan menjadi tergerak agar bisa ikut serta menanam dan menumbuhkan rasa Nasionalisme bagi masyarakat serta bisa mengangkat derajat kaum perempuan yang pada masa itu seperti selalu mendapatkan penindasan dari kaum laki-laki.

 

Organisasi Wanita Oetomo hadir sebagai wadah bagi kaum perempuan untuk bisa menyuarakan pendapat mereka terutama pada permasalahan emansipasi wanita dan mewadahi aspirasi yang ingin melawan penindasan terhadap kaum perempuan. Meski pun dalam beberapa kesempatan Wanita Oetomo dikritik sebagai organisasi yang tidak membawa kemajuan bagi kesejahteraan kaum perempuan, organisasi ini tetap berusaha untuk bisa menjadikan kaum perempuan sebagai pendamping yang baik, pendidik bagi anak-anak, dan bisa menjadi kepala rumah tangga yang bisa mengatur keperluan rumah maupun keperluan keuangan.

 

Dan pada akhirnya organisasi ini harus bubar ketika Jepang menduduki Indonesia dimana pihak Jepang memaksa organisasi Wanita Oetomo melebur menjadi bagian dari Fujinkai, yakni organisasi khusus wanita buatan Jepang yang memiliki tujuan untuk bisa meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.

 

Penulis: Daud Dwi Kuncoro (Mahasiswa S1 Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran)

Muhammad Akbar Fauzan Anwar (Mahasiswa S1 Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran)

Ikuti tulisan menarik Muhammad Akbar lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu