x

Sumber gambar: Shutterstock

Iklan

Suko Waspodo

... an ordinary man ...
Bergabung Sejak: 26 April 2019

2 hari lalu

Ilmu Saraf tentang Perilaku Menyendiri dalam Berkencan

Pahami perilaku menyendiri dalam hubungan romantis melalui kacamata keterikatan dan ilmu saraf.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Memahami keterikatan penghindaran saat berkencan.

Wawasan Utama

  • Perilaku menyendiri dalam berkencan sering kali berasal dari gaya keterikatan menghindar yang berakar pada pengalaman masa kanak-kanak.
  • Individu dengan kecenderungan menghindar menggunakan strategi penonaktifan untuk menekan kebutuhan terkait keterikatan.
  • Memahami ilmu saraf di balik keterikatan penghindaran dapat menumbuhkan rasa kasih sayang dan rasa sayang pada diri sendiri.
  • Dukungan terapeutik dapat membantu individu dengan keterikatan menghindar mengembangkan pola hubungan yang lebih sehat.

Memahami perilaku manusia dalam hubungan romantis bisa jadi menantang, terutama jika hal itu melibatkan sikap acuh tak acuh dan jarak emosional. Meskipun beberapa orang mungkin menafsirkan perilaku seperti itu sebagai ketidaktertarikan atau ketidakpedulian, akar permasalahannya mungkin terletak lebih dalam pada teori keterikatan dan ilmu saraf. Secara khusus, kecenderungan gaya keterikatan menghindar dan mekanisme neurologis yang mendasarinya memainkan peran penting dalam membentuk perilaku ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perilaku Menyendiri dalam Berkencan

Perilaku menyendiri dalam berkencan mengacu pada pola pelepasan emosi dan kurangnya daya tanggap. Seseorang yang menunjukkan perilaku menyendiri mungkin:

  • Bersikaplah jauh secara emosional: Mereka mungkin kesulitan untuk terbuka, mengungkapkan perasaan, atau menunjukkan kerentanan.
  • Tunjukkan minat yang tidak konsisten: Terkadang mereka tampak tertarik dan terlibat, namun di lain waktu tampak tidak tertarik atau acuh tak acuh.
  • Hindari percakapan yang mendalam: Mereka sering menghindari diskusi tentang masa depan atau perasaan hubungan.
  • Menunda tanggapan: Mereka mungkin membutuhkan waktu lama untuk membalas pesan atau tidak jelas dalam membuat rencana.

Teori Keterikatan dan Keterikatan Penghindaran

Teori keterikatan, yang dipelopori oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth, menjelaskan bagaimana hubungan awal dengan pengasuh memengaruhi pola keterikatan kita dalam hubungan orang dewasa. Individu dengan gaya keterikatan menghindar biasanya mengalami pengasuh yang tidak tersedia secara emosional atau tidak responsif. Akibatnya, individu-individu ini belajar untuk menekan kebutuhan emosional mereka dan menghindari kedekatan untuk melindungi diri dari penolakan dan kekecewaan.

Sistem Keterikatan dan Keterikatan Penghindaran

Sistem keterikatan adalah mekanisme biologis yang mendorong kita untuk mencari kedekatan dengan orang lain demi keselamatan dan keamanan, terutama di bawah tekanan. Sistem ini berfungsi secara optimal pada individu dengan keterikatan yang aman, membina hubungan yang sehat dan pengaturan emosi. Namun, pada mereka yang memiliki kecenderungan keterikatan menghindar, sistem keterikatan dapat beroperasi secara berbeda:

  1. Strategi Penonaktifan: individu dengan kecenderungan menghindar menggunakan strategi penonaktifan untuk menurunkan regulasi sistem keterikatan mereka. Mereka mungkin menekan pikiran dan emosi yang berhubungan dengan keterikatan untuk menghindari ketidaknyamanan yang terkait dengan keintiman.
  2. Penekanan Emosional: Untuk mengatasi ketakutannya terhadap penolakan, individu yang menunjukkan kecenderungan menghindar sering kali menekan emosinya dan menghindari situasi yang dapat menyebabkan kerentanan. Hal ini dapat bermanifestasi sebagai perilaku menyendiri dalam berkencan, seperti menjadwalkan kencan tetapi tidak mengonfirmasikannya, tidak hadir, dan mencoba untuk berhubungan kembali nanti.

Ilmu Saraf di Balik Keterikatan Penghindaran

Kemajuan terbaru dalam ilmu saraf telah menjelaskan mekanisme otak yang mendasari gaya keterikatan. Untuk menghindari keterikatan, beberapa area dan proses utama terlibat:

  1. Amygdala: Amigdala, yang memproses emosi dan mendeteksi ancaman, menunjukkan pola aktivasi yang berbeda pada individu dengan kecenderungan menghindar. Penelitian telah menemukan bahwa amigdala mungkin kurang reaktif terhadap rangsangan terkait keterikatan pada mereka yang memiliki gaya keterikatan menghindar, hal ini mencerminkan kecenderungan mereka untuk meremehkan pentingnya hubungan emosional.
  2. Korteks Prefrontal: Korteks prefrontal, yang terlibat dalam fungsi kognitif tingkat tinggi dan regulasi emosional, memainkan peran penting dalam strategi penonaktifan. Individu yang menghindari keterikatan sering kali menunjukkan peningkatan aktivitas di korteks prefrontal ketika menekan pikiran dan perasaan yang berhubungan dengan keterikatan. Peraturan yang ditingkatkan ini membantu mereka menjaga jarak emosional.
  3. Anterior Cingulate Cortex (ACC): ACC sangat penting untuk regulasi emosi dan pemantauan konflik. Aktivitas ACC sering kali berkurang selama pemrosesan emosional pada individu yang menghindari keterikatan, menunjukkan berkurangnya respons dan keterlibatan emosional.

Implikasinya bagi Hubungan

Memahami ilmu saraf di balik keterikatan menghindar dan perilaku menyendiri dapat menumbuhkan rasa kasih sayang dan komunikasi yang lebih baik dalam hubungan:

  1. Kasih Sayang dan Kesabaran: Menyadari bahwa perilaku menyendiri berakar pada pengalaman keterikatan awal dan mekanisme otak dapat membantu pasangan merespons dengan rasa kasih sayang terhadap diri mereka sendiri, bukan rasa frustrasi.
  2. Komunikasi Terbuka: Mendorong komunikasi terbuka tentang ketakutan dan ketidakamanan dapat membantu individu dengan kecenderungan menghindar merasa lebih aman dan lebih didukung dalam mengekspresikan emosinya. Pasangan dapat mencapai hal ini dengan menciptakan ruang yang tidak menghakimi untuk diskusi semacam itu.
  3. Dukungan Terapeutik: Terapi dapat membantu individu yang menghindari keterikatan untuk mengeksplorasi pola keterikatan mereka dan mengembangkan cara berhubungan yang lebih sehat. Terapi berbasis keterikatan dan berfokus pada kasih sayang dapat membantu mengatasi penyebab utama ketidakamanan keterikatan, sehingga mendorong hubungan yang lebih memuaskan.

Kesimpulan

Perilaku menyendiri saat berkencan bisa membingungkan dan menyakitkan. Namun, memahami tindakan ini melalui teori keterikatan dan ilmu saraf mengungkapkan bahwa tindakan tersebut sering kali berakar pada gaya keterikatan penghindaran dan strategi penonaktifan otak. Individu dapat berupaya menuju hubungan yang lebih sehat dan memuaskan dengan memupuk rasa kasih sayang, komunikasi terbuka, dan mencari dukungan terapeutik.

***

Solo, Rabu, 3 Juli 2024. 3:10 pm

Suko Waspodo

Ikuti tulisan menarik Suko Waspodo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu