x

Sumber Gambar: Pixabay.com

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

3 hari lalu

Membumikan Aspal Buton: Tantangan, Hambatan, dan Solusinya

Karena kalau sekarang kita takut melangkah, maka bukan akan terjadi Indonesia Emas pada tahun 2045. Tetapi yang akan terjadi adalah Indonesia Cemas.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apa yang kita ketahui mengenai aspal Buton? Aspal Buton adalah aspal alam yang terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2024, usia aspal Buton sudah genap 100 tahun, atau 1 abad. Tetapi mirisnya, aspal Buton masih belum mampu mensubstitusi aspal impor. Apa tantangan, hambatan, dan solusi untuk mewujudkan aspal Buton menjadi tuan rumah di negerinya sendiri?

Adapun langkah yang pertama dan utama, yang harus kita lakukan sekarang adalah membumikan aspal Buton. Apa maksudnya? Maksudnya adalah aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor bukan lagi hanya sebagai cita-cita yang masih terbang melayang di awang-awang. Tetapi sudah harus menjadi bibit tanaman unggul yang kita tanam, dan akan tumbuh dan berkembang menjadi besar, sehingga akan membuahkan hasil yang manis dan segar; yaitu aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor.

Apa tantangan aspal Buton? Tantangan aspal Buton adalah teknologi. Aspal Buton merupakan aspal alam. Aspal alam berasal dari minyak bumi yang naik ke permukaan selama ribuan tahun, sehingga fase minyak ringan menguap, dan fase minyak berat berada di dalam pori-pori bebatuan yang dilewatinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fase minyak berat, atau yang biasa disebut bitumen, berada di dalam pori-pori bebatuan. Untuk mengeluarkan, atau memisahkan antara bitumen dengan bebatuan yang mengikatnya, diperlukan proses ekstraksi. Teknologi ekstraksi aspal Buton ini yang merupakan tantangan utama aspal Buton. Sudah banyak penelitian dan ujicoba yang telah dilakukan oleh para ahli untuk memisahkan antara bitumen dengan bebatuan yang mengikatnya, tetapi kelihatannya masih banyak kendala yang dihadapi di lapangan.

Tantangan lain adalah untuk merubah paradigma bahwa harga aspal Buton ekstraksi adalah lebih mahal daripada aspal impor. Selama ini Indonesia mengimpor aspal dengan alasan harga aspal Buton ekstraksi lebih mahal. Maka sekarang perlu dilakukan sebuah Pilot Project untuk membuktikan kepada pemerintah, bahwa harga aspal Buton ekstraksi itu sejatinya lebih murah daripada aspal impor.

Apa hambatan aspal Buton? Hambatan aspal Buton adalah Indonesia sudah mengimpor aspal selama 45 tahun. Dengan demikian Indonesia sudah merasakan nikmatnya zona nyaman aspal impor, sehingga tidak mau lagi beralih ke aspal Buton. Buktinya, meskipun harga aspal impor dari tahun ke tahun, harganya naik terus, tetapi pemerintah mengimpor aspal terus. Aspal Buton tidak pernah menjadi perhatian dan pilihan, karena impor aspal adalah upaya yang sangat mudah dan menguntungkan bagi pelakunya.

Hambatan lain adalah tidak ada satu pihakpun yang merasa berkeberatan dengan mahalnya harga aspal impor. Dimana-mana, orang selalu mencari barang yang harganya lebih murah. Tetapi di Indonesia beda. Di Indonesia orang mencari barang yang harganya lebih mahal. Persepsi ini harus segera menjadi perhatian pemerintah. Karena dengan adanya kenaikan harga minyak bumi dunia, dan melemahnya kurs Rupiah terhadap US Dollar, maka harga aspal impor akan semakin mahal. Padahal Indonesia memiliki aspal Buton yang harganya bisa lebih murah.

Setelan kita mengetahui tantangan dan hambatan aspal Buton, apa solusi yang bisa kita tawarkan kepada pemerintah?. Adapun, akar masalah yang sedang aspal Buton hadapi pada saat ini adalah karena pemerintah tidak mau beralih ke aspal Buton yang memiliki potensi harga lebih murah. Penyebabnya adalah karena pemerintah sudah terjebak sangat dalam di dalam zona nyaman impor aspal. Oleh karena itu solusi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

 

  1. Membuktikan kepada pemerintah bahwa sekarang sudah ada teknologi yang mampu mengekstraksi aspal Buton secara handal, ekonomis, dan ramah lingkungan. Pemerintah perlu melakukan ujicoba untuk membuktikan bahwa teknologi ekstraksi aspal Buton ini, selain handal, juga ekonomis, serta ramah lingkungan.

 

Pemerintah dapat menunjuk dan menugaskan BRIN atau Pertamina untuk melakukan ujicoba terhadap teknologi ekstraksi aspal Buton ini. Untuk memastikan bahwa teknologi ekstraksi ini adalah handal, ekonomis, dan ramah lingkungan, maka proses ujicoba dapat dilaksanakan dengan menggunakan sistim “No Cure – No Pay”. Apabila teknologi tersebut tidak mampu memenuhi persyaratan tehnis, ekonomis, dan ramah lingkungan yang telah ditentukan oleh pemerintah, maka pemerintah tidak perlu mengeluarkan dana sepeserpun untuk membiayai ujicoba ini.

 

  1. Apabila hasil ujicoba ini telah berhasil dengan baik, bahwa teknologi ekstraksi aspal Buton sudah terbukti handal, ekonomis, dan ramah lingkungan, maka teknologi ekstraksi aspal Buton ini akan dilelang kepada calon-calon Investor untuk dikembangkan. Pemenang dari lelang ini akan ditentukan berdasarkn Investor yang paling besar kontribusinya kepada pemerintah Indonesia, dalam bentuk pembayaran pajak, menciptakan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, melestarikan lingkungan, dan multiplier effect lainnya.

 

  1. Perusahaan atau Investor yang memenangkan lelang teknologi ekstraksi aspal Buton ini wajib bekerjasama dengan BUMN atau BUMD untuk merepresentasikan bahwa pembangunan industri aspal Buton sudah sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945, Pasal 33, Ayat 3.

 

  1. Apabila aspal Buton ekstraksi sudah mampu diproduksi di dalam negeri, maka diharapkan harga aspal impor akan turun ke titik terendah, karena prioritas utama pemakaian aspal adalah aspal Buton ekstraksi. Apabila harga aspal impor sudah dapat dikendalikan, maka produk aspal Buton ekstraksi akan dapat ditingkatkan kapasitasnya untuk tujuan ekspor. Harga aspal alam di luar negeri jauh lebih mahal daripada harga aspal minyak, sehingga keuntungan yang akan diperoleh lebih besar dan berlipat ganda.

 

Kelihatannya tidak ada sesuatu yang sulit, bukan? Asalkan memiliki hati yang bersih untuk membumikan aspal Buton. Adapun, tidak ada satupun yang akan merasa dirugikan dengan mengikuti langkah-langkah solusi yang ditawarkan tersebut. Mungkin para importir aspal akan berkurang keuntungannya, tetapi mereka tidak akan merugi. Karena kebutuhan aspal di dalam negeri akan terus meningkat dan bertambah setiap tahunnya.

Setelah usulan untuk membumikan aspal Buton ini sudah disampaikan kepada masyarakat luas melalui tulisan ini, apa tindak lanjut berikutnya? Haruskah rekomendasi membumikan aspal Buton berhenti hanya sampai di tulisan ini saja? Atau apakah ada pihak-pihak yang merasa tersentuh hati nuraninya untuk mau berjuang untuk aspal Buton? Mungkin langkah yang paling mudah dan sederhana adalah dengan mengadakan Seminar atau Loka Karya untuk membedah usulan membumikan aspal Buton ini. Apakah usulan ini dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah?.

Banyak pihak-pihak yang seharusnya pantas untuk mengangkat isu membumikan aspal Buton ini ke permukaan, seperti pemerintah daerah provinsi Sulawesi Tenggara, Kadin, Kementerian Investasi, BRIN, Pertamina, ASPABI, dll. Semakin banyak orang yang sependapat dan sehati dengan usulan membumikan aspal Buton ini akan semakin baik.    

  Pak Jokowi berani memutuskan Indonesia stop impor aspal pada 2024. Meskipun keputusan ini tidak terwujud, tetapi keberanian pak Jokowi perlu diapresiasi dan dihargai. Sekarang apakah pak Prabowo berani memutuskan untuk Indonesia membumikan aspal Buton? Jangan sampai kita sekarang salah melangkah lagi. Karena kalau sekarang kita takut melangkah, maka bukan akan terjadi Indonesia Emas pada tahun 2045. Tetapi yang akan terjadi adalah Indonesia Cemas.

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Selasa, 2 Juli 2024 19:30 WIB

Terkini

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Selasa, 2 Juli 2024 19:30 WIB