x

Foto mengenai buku atau novel

Iklan

Anisya Febriyanti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 hari lalu

3 hari lalu

Nilai Pendidikan dalam Novel Kado Terbaik karya J.S. Khairen

Nilai pendidikan karakter dapat diajarkan dengan berbagai cara dan melalui berbagai media. Salah satu media karya sastra adalah novel. Pelajaran hidup dan pelajaran pendidikan selalu dikaitkan dengan cerita-cerita dalam karya sastra, khususnya novel.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kebanyakan orang sangat menyukai masa kecil, karena mereka merasa tidak mempunyai banyak beban dan yang mereka pikirkan hanyalah bermain dan belajar. Itu adalah saat yang sangat menyenangkan. Meski demikian, tidak semua orang merasakan hal tersebut. Misalnya saja tokoh Rizki dalam novel kado terbaik karya J.S. Khairen, seorang anak laki-laki berusia empat belas tahun yang harus menanggung kerasnya dunia sambil menjaga dua adiknya di tempat penampungan.

Novel kado terbaik berkisah tentang Rizki dan adik-adiknya saat berjuang menghadapi kehidupan yang sangat sulit di jalanan. Sebab, panti asuhan yang mereka tinggali adalah panti asuhan palsu yang mempekerjakan anak-anak untuk mengamen dan mengemis.

Mereka bukanlah terlahir yatim piatu, alasan ketiga anak tersebut berada di panti asuhan, yakni karena dibuang oleh ibu kandung mereka sendiri. Sedangkan sang ayah tewas tertembak, sangat berat keadaan yang mereka alami, mereka harus tumbuh dan besar di tempat seperti penjara. Banyak hal positif yang harus kita teladani dalam novel tersebut dan terdapat nilai-nilai pendidikan didalamnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nilai pendidikan dapat diajarkan dengan berbagai cara dan melalui berbagai media. Salah satunya adalah media karya yaitu adalah novel. Pelajaran hidup dan pelajaran pendidikan selalu dikaitkan dengan cerita-cerita dalam karya sastra, khususnya novel. Melalui tindakan atau perkataan para tokoh, penulis menyampaikan pentingnya pendidikan karakter kepada pembaca baik secara tersurat maupun tersirat.

 

Nilai Religius

“Ia mengganggu antusias. Aku mulai melafalkan doa. Meski sudah lama tinggal di jalanan, jadi gelandangan, aku masih ingat bermacam doa. Setiap satu lafal, Khanza mengikutinya meski patah-patah”. (Khairen, 2022: hal 61)

Berdasarkan kutipan di atas, kalimat tersebut menggambarkan tokoh Rizki dalam cerita memiliki nilai religius. Dilihat dari sikap Rizki yang tidak lupa untuk menjalankan kewajiban berdoa kepada Tuhan. Nilai religius yang dimiliki Rizki harus kita terapkan, sebagai ciptaan Tuhan kita harus senantiasa berdoa.

 

Nilai Kerja keras

“Sejak pagi kami sudah berkeliling menjual sapu. Tujuanku ada dua sebetulnya. Pertama, memang ingin membantu Bang Ujeng. Meski uangku kemarin tiba-tiba jadi banyak, tapi aku tak mungkin menolak kerjaan. Aku tahu betul rasanya perut kelaparan dan tak ada tempat tinggal. Jadi jika ada uang tambahan dari menjual sapu ini, tak mungkin aku menolaknya”. (Khairen, 2022)

Berdasarkan kutipan di atas, kalimat tersebut menunjukkan karakter kerja keras pada tokoh Rizki. Nilai kerja keras tersebut dapat dilihat dari tindakan tokoh Rizki yang sejak pagi berjualan sapu, meskipun ia memiliki uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya hingga beberapa hari namun Rizki memilih untuk bekerja. Nilai kerja keras Rizki patut kita terapkan di kehidupan sehari- hari bahwa kita harus bekerja keras dalam hal apapun.

 

Nilai Tanggung Jawab

“Aku juga mau membelikan Riska. Mungkin pakai lebaran ini bisa jadi pembayar utangku padanya. Bukan utang di terminal, melainkan utang karena tak becus jadi kakak laki-lakinya.” (Khairen, 2022: hal 86)

Berdasarkan kutipan di atas, sikap tanggung jawab terdapag pada tokoh Rizki. Rizki menjalankan kewajiban sebagai seorang kakak, Rizki membeli baju lebaran untuk adiknya sebagaimana yang dilakukan oleh orang tuanya dahulu. Tanggung jawab Rizki tersebut dapat diterapkan pada kehidupan kita.

 

Nilai-nilai tersebut dapat kita terapkan kedalam kehidupan. Kisah dalam novel ini juga sangat menarik dan mudah dipahami. Di awal cerita kita langsung diberikan sebuah isu yang membuat kita semakin tertarik untuk terus membaca karena penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Novel ini menggambarkan peristiwa-peristiwa yang sering terjadi di masyarakat, khususnya yang melibatkan anak-anak jalanan, yang belum banyak diketahui orang. Selain itu, plot novel ini dijelaskan dengan sangat detail, memungkinkan pembaca untuk memahami pengalaman karakter dan memahami plotnya.

Ikuti tulisan menarik Anisya Febriyanti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Selasa, 2 Juli 2024 19:30 WIB

Terkini

Terpopuler

Antumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Selasa, 2 Juli 2024 19:30 WIB